Minggu, 20 Januari 2013

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mempersilakan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton dalma kunjungannya ke wilayah konflik tersebut. (Berita SuaraMedia)RAMALLAH (Berita SuaraMedia) – Setelah tidak mampu menekan Israel untuk menghentikan kegiatan pemukiman di tanah Palestina, AS kini menuntut Palestina untuk melakukan pembicaraan damai dengan Israel tanpa adanya pembekuan pemukiman.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mendesak Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk melanjutkan pembicaraan dengan Israel.
"Saya ingin melihat kedua kubu segera memulai proses negosiasi."
Para pemimpin Arab dan Israel bereaksi dengan geram setelah Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, pada tanggal 31 Oktober lalu, memperlihatkan penyimpangan dari sikap bersikeras pemerintahan AS yang menyatakan bahwa Israel harus membekukan pertumbuhan pemukiman Yahudi ilegal. Clinton justru memuji "pengekangan Israel" terhadap "kebijakan pemukiman".
Palestina selama ini menolak untuk kembali duduk di meja perundingan dengan Israel hingga Israel memenuhi komitmennya untuk menghentikan ekspansi perbatasannya di dalam wilayah terjajah. Sebuah sikap yang ditegaskan kembali oleh Presiden Mahmoud Abbas dari Abu Dhabi. Sementara itu, dari Maroko, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, mengatakan bahwa negosiasi tidak akan dapat dilanjutkan tanpa adanya pembekuan pemukiman Yahudi.
Kala berbicara di samping Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Clinton berkata: "Apa yang telah ditawarkan oleh perdana menteri mengenai pengekangan "kebijakan" pemukiman.. adalah suatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya dalam konteks proses menuju negosiasi."
"Selalu ada tuntutan dalam setiap proses negosiasi yang tidak akan dapat disadari sepenuhnya," tambah Clinton. "Pada dasarnya, sebuah negosiasi adalah proses untuk mencoba memenuhi kebutuhan pihak lain sembari tetap berupaya melindungi nilai-nilai intinya sendiri. Dan mengenai masalah pemukiman, tidak pernah ada prasyarat."
Clinton mengatakan bahwa pemukiman selalu menjadi isu dalam setiap negosiasi, dia setuju dengan Netanyahu dan menyatakan bahwa pembekuan (pemukiman) tidak pernah dibahas dalam pembicaraan sebelumnya. "Apa yang dikatakan perdana menteri (Netanyahu) memang benar secara historis."
Clinton menambahkan: "Kami harap kami akan mampu melangkah ke dalam proses negosiasi dimana seluruh isu yang disebutkan Presiden Obama dalam pidatonya di PBB akan diletakkan di atas meja untuk dicarikan penyelesaiannya."
Dalam pernyataannya di hadapan Majelis Umum PBB di New York pada bulan September lalu, Barack Obama menyatakan bahwa AS menolak kelanjutan pembangunan pemukiman Yahudi ilegal.
Sikap dan ucapan Clinton tersebut bertentangan dengan posisi pemerintahan Obama, yang telah menekan Israel untuk membekukan segala bentuk pembangunan pemukiman. Pada bulan Mei, setelah Obama pertama kali bertemu dengan Netanyahu, Clinton mengatakan bahwa AS berkeinginan untuk menghentikan pemukiman Yahudi secara keseluruhan, bukan sebagian.
Namun Netanyahu masih tetap besikap keras kepala, dia bersikeras bahwa lebih dari 500.000 orang pemukim Yahudi yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tidak dapat diharapkan untuk berhenti membangun kala komunitas mereka semakin berkembang. Dia mengajukan pembatasan pembangunan 3.000 unit rumah yang telah disetujui oleh pemerintah Israel di Tepi Barat, namun masih belum mempertimbangkan pembekuan pemukiman di Yerusalem Timur.
Nabil Abu Rudainah, juru bicara presiden Abbas, berkata: "Negosiasi tersebut berada dalam kelumpuhan, dan hasil dari sikap kerasa kepala Israel dan kemunduran AS berarti juga sirnanya harapan."
Dia mengatakan bahwa Palestina telah menyerukan kepada Liga Arab untuk merumuskan sebuah "posisi Palestina-Arab bersatu" terhadap proses perdamaian yang tersendat.
"Israel tidak seharusnya diberikan alasan untuk tetap melanjutkan proses pembangunan pemukiman Yahudi ilegal," tandasnya.
"Hal ini adalah rintangan utama dalam jalur perdamaian. Israel harus segera membekukan seluruh kegiatan pemukimannya tanpa alasan apapun."
Palestina tetap bersikeras bahwa melakukan negosiasi tanpa pembekuan pemukiman adalah hal yang percuma karena Israel akan terus mencaplok tanah Palestina.
"Tidak ada gunanya melanjutkan negosiasi jika pembangunan pemukiman terus dilanjutkan," kata Ziad Abu Zayyad, editor Jurnal Palestine-Israel kepada Agence France Presse.
"Jika aktivitas pemukiman terus diijinkan maka negosiasi akan berjalan dengan absurd, tanpa nilai, tanpa pembenaran dan tanpa hasil nyata." (dn/wr/io) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Follow Us on Facebook



JOIN WITH US

Popular Posts