Jumat, 04 Januari 2013

John Kei alias John Refra menjadi bahan perbincangan hangat beberapa hari terakhir ini. Polisi menangkap John atas dugaan keterlibatan dalam kasus pembunuhan Direktur Power Steel Mandiri Tan Harry Tantono, Jakarta, 17 Februari 2012.
John Kei dikenal memiliki bisnis jasa pengamanan dengan cakupan luas. Bisnis “keras” ini seringkali menimbulkan gesekan dengan kelompok lain. John Kei cs seringkali disebut dalam sejumlah insiden, seperti dalam kasus tewasnya Basri Sangaji pada 2004 sampai keributan di Blowfish pada 2010.
Bagaimana sebenarnya peta para “penguasa” ibu kota ini dan siapakah mereka?
Thalib Makarim
Sama seperti John Kei, Thalib juga pendatang. Thalib berasal dari Flores dan anggotanya kebanyakan berasal dari tempat asalnya. Bisnis yang digeluti adalah bidang pengamanan klub hiburan kelas atas, seperti Blowfish, DragonFly, X2, dan Vertigo serta pusat perbelanjaan dan hiburan malam kelas atas di daerah hingga Melawai. Selain itu, ia pernah menjadi pengacara Tommy Winata.
Abraham Lunggana
Abraham merupakan putra Betawi yang cukup disegani. Saat ini, ia menduduki jabatan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Panca Marga dan Wakil Ketua DPRD DKI. Bisnis yang digeluti adalah mengelola jasa parkiran dan keamanan di kawasan Jakarta Pusat, jasa pengamanan Blok F, Pasar Tanah Abang, parkiran Rumah Sakit Fatmawati, serta menguasai sejumlah area strategis di kawasan Jalan Thamrin.
Abraham mendapat kekuasaan di daerah Blok F Pasar Tanah Abang setelah berhasil merebutnya dari penguasa Betawi Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing. Di Tanah Abang, Jakarta Pusat, ada seorang tokoh yang sangat disegani masyarakat. Namanya Muhammad Yusuf Muhi. Ia adalah Ketua Ikatan Keluarga Besar Tanah Abang (IKBT) dan salah satu dari orang-orang yang paling disegani di Tanah Abang. Orang-orang memanggilnya Bang Ucu.
Menurut Catu, anak Bang Ucu, IKBT didirikan pada 1998 oleh Bang Ucu. Bang Ucu beranggapan bahwa Tanah Abang perlu sebuah organisasi yang dapat menyatukan semua warga Tanah Abang dan mengamankan Tanah Abang. “Banyak orang beranggapan, IKBT cuma milik Betawi. Padahal, semua yang punya KTP (kartu tanda penduduk) Tanah Abang bisa menjadi anggota IKBT,” jelas Catu.
IKBT selalu menghormati semua orang di Tanah Abang tanpa mempermasalahkan suku, agama, dan ras. Semua komunitas penjaga keamanan di Tanah Abang, termasuk yang dari suku-suku lain, sangat menghormati Bang Ucu. Mereka terkadang berkoordinasi dengan Bang Ucu.
“Dulu ketika ada kerusuhan, Hercules dan Jhon Key telepon Bapak,” papar Rira, adik Catu. Hercules Rosario Marshal adalah pemimpin komunitas penjaga keamanan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jhon Key adalah pemimpin komunitas penjaga keamanan dari Pulau Key, Maluku.
Laskar Jayakarta
Laskar Jayakarta ini didirikan oleh H. Achmad Laisyak dan Bang Illo. Dalam situsnya sebagai pembina adalah Agung Laksono. Laskar Jayakarta beranggotakan warga Betawi. Kegiatan yang mereka lakukan adalah melakukan demonstrasi dan menyediakan jasa keamanan klub malam dan hotel daerah Tamansari Jakarta Barat, Mangga Besar, Hayam Wuruk, Gadjah Mada dan pusat perbelanjaan Glodok.
PENEMBAKAN dan penangkapan Ketua Angkatan Muda Kei (AMKEI) John Refra Kei menjadi pintu masuk memberantas premanisme di Ibu Kota. Begitulah suara masyarakat yang disampaikan melalui facebook dan twitter Media Indonesia.
“Basmi premanisme,” kata Gunawan Soerianata. “Hidupkan lagi penembak misterius,” tambah Haerudin. Dan, Nano Djuhana menyatakan mendukung 100% polisi menindak tegas premanisme.
Adapun Libertus Haleng waswas suatu saat negara dikuasai orang yang dekat dengan preman. Menurut Anton Medan, salah satu preman yang pernah disegani di Ibu Kota, preman sudah masuk ke ormas berbau keagamaan maupun kedaerahan.
“Ketika calon yang mereka dukung dalam pemilu kada berhasil, mereka pun memiliki kekuatan tawar, misalnya, penguasaan lahan. Ini terjadi sampai ke pemilihan presiden,” tegas Anton, Rabu (22/2).
Penangkapan John Kei, secara tidak langsung, menjadi peringatan bagi ormas yang sering melakukan tindak kekerasan. “Kami ingatkan mereka-mereka agar tidak membuat resah masyarakat,” terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto.
Kendati John Kei ditangkap dalam kasus pembunuhan, Rikwanto memperingatkan kelompok preman maupun ormas agar tidak melakukan kejahatan dan tindakan melawan hukum. “Seluruhnya, kelompok mana pun yang terbukti melakukan tindakan pidana, tentu kami tindak tegas.”
Tito Refra Kei tak sependapat jika penangkapan kakaknya dikatakan sebagai peringatan polisi bagi ormas-ormas yang bertindak anarkistis. Menurutnya, pihak yang bersalah, sekalipun preman, harus diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Saya pikir itu salah, kalau ini dikatakan sebagai contoh bagi ormas-ormas, saya pikir mereka pun tidak setuju. Apa pun pekerjaannya, semua orang di mata hukum itu sama,” tangkisnya.
Ia setuju semua orang yang salah harus siap dihukum dan diproses. Tapi, prosesnya sesuai hukum berlaku, bukan hukum yang seenak-enaknya. Pemanggilan sebagai saksi atau tersangka.
“Kalau yang bersangkutan masih mangkir juga, ya diterbitkan DPO (daftar pencarian orang). Kalau pun ditemui di mana, itu pun harus ada aturannya, harus ada tembakan peringatan. Tidak langsung ditembak seperti abang saya,” tuturnya.
Tumbuh subur
Bagaikan rumput liar, premanisme tak akan pernah habis terkikis dari tengah-tengah masyarakat. Bila hukum tidak bisa merawat, premanisme akan semakin subur.
Psikolog Forensik Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri berpendapat premanisme akan tumbuh subur di daerah perkotaan yang ekonominya sedang tumbuh seperti Jakarta.
Kantong-kantong bisnis bermunculan dengan cepat, tapi hukum dan ketertiban tak dapat mengimbangi. Preman kemudian hadir dengan mengubah kriminalitas dan kekerasan menjadi satu-satunya hukum dan ketertiban.
Ketidakhadiran hukum dan ketertiban di kantong bisnis, lanjut Reza, memunculkan vigilantism. Sekelompok orang pun menciptakan norma hukum dan ketertiban mereka sendiri.
Penguasaan wilayah oleh sekelompok orang, pada akhirnya dimanfaatkan pengusaha yang ingin mengamankan usahanya. “Vigilantism ini yang membuat orang-orang itu merasa berhak menegakkan hukum dengan cara-cara melanggar hukum. Dan cara ini dimanfaatkan pelaku bisnis,” jelas Reza.
Premanisme berawal kelompok kecil. Kelompok tersebut muncul dari interaksi kemiskinan, tata kelola kota yang tidak rapi, hukum yang vakum, serta tekanan dari kelompok.
Ada kelompok yang berhasil menumbuhkan kekuatan internal serta menambah terus anggota mereka. Semakin kuat konsolidasi kelompok preman tersebut, kekuatan dan jaringannya pun semakin luas.
“Bahkan saat kepentingan-kepentingan bisnis mulai mati, jika internal kelompok preman kuat, mereka akan tetap hidup dan sulit diberantas,” tandasnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Hiburan Adrian Maliete membenarkan jasa pengamanan memang dibutuhkan dalam usaha tempat hiburan. Tapi, jasa pengamanan tersebut untuk posisi satpam. Namun, ia membantah jasa pengamanan yang disewa ilegal.
Keresahan masyarakat atas kehadiran preman cukup terasa di sentra-sentra bisnis, pasar, tempat hiburan, bahkan semua parkir di depan pertokoan tak lagi bebas dari iuran.
Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab mengaku konsisten dengan sikapnya akan memberantas premanisme di wilayah hukum Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi.
“Kami memberantas kejahatan tanpa melihat siapa pelaku. Yang penting terbukti berbuat pidana, pasti kami tindak,” ujarnya sambil menantang masyarakat agar melapor bila merasa dirugikan tindakan premanisme maupun penagih utang

2 komentar:

  1. Okelah Bapak2 Preman, ane disini cuman ingetin aja kali2 aja mau dicoba. Kan kalo urusan di lapangan bolehlah Bapak2 Preman hebat nan perkasa, tapi apa ia giliran sama Istri..? ayo jujur... ga usah malu ia..hehe. Cekidot list dibawah ini ia :
    viagra original
    obat viagra
    harga viagra
    obat kuat cialis
    obat pembesar penis
    obat pembesar penis

    BalasHapus

Sample Text

Follow Us on Facebook



JOIN WITH US

Popular Posts