Minggu, 14 April 2013


Jika ditanya, grup band apa yang mereguk kesuksesan di sepanjang 2008 ini? Tak salah jika ST 12 adalah jawabannya. Tanpa sadar, setiap hari kuping penikmat musik Indonesia dibuai oleh genre musik pop melayu yang dibawakan Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokal), Ilham Febry alias Pepep (drum), dan Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar). Kesuksesan single "P.U.S.P.A" dan "Cari Pacar Lagi" mengantarkan ST 12 meraih double platinum untuk penjualan album kedua mereka yang bertajuk "P.U.S.P.A".

Tak hanya itu, kedua lagu ini juga meraih penjualan nada tunggu tertinggi di beberapa provider telefon seluler. Videoklip mereka yang menampilkan Luna Maya, Wulan Guritno, dan Nadine Chandrawinata sebagai modelnya kerap wara-wiri di setiap acara musik yang ditayangkan di televisi. Pertunjukan on air maupun off air acap menghadirkan ST 12 sebagai bintang tamu. Ya, untuk saat ini kepopuleran ST 12 mampu mengalahkan pamor grup band yang lain, seperti Ungu, Peterpan, dan Nidji.

Kenyang cibiran

Perjalanan karier grup band asal kota kembang yang berdiri pada 2005 ini bisa dibilang menempuh medan yang berliku. Nama ST 12 diambil dari tempat mereka biasa nongkrong, yaitu di Jln. Stasiun Timur No. 12 Kota Bandung, tepatnya di OMS Studio. Ayah Pepep, Helmi Aziz yang memberikan nama ini.

Ditolak oleh banyak perusahaan rekaman, mendapat cibiran dan hinaan karena mengusung genre yang dibilang kampungan, sampai ditolak promosi di radio-radio anak muda Kota Bandung, lagi-lagi karena aliran musik mereka yang dianggap semidangdut, harus ditelan oleh ST 12. Cobaan paling berat dialami band ini saat harus kehilangan gitaris Iman Rush. Iman meninggal pada Oktober 2005 karena pecah pembuluh darah di otak saat konser di Semarang.

Namun, Tuhan selalu punya cerita manis di balik cerita pahit. Penolakan dari major label, tak membuat Pepep sebagai penggagas berdirinya ST 12 patah semangat. Dengan modal yang dipinjami Helmi Aziz, akhirnya Pepep dan kawan-kawan memproduksi album perdana mereka secara indEpenden. Pada 2007, album "Jalan Terbaik" sukses dilahirkan ST 12. Mengandalkan single "ATSL (Aku Tak Sanggup Lagi)", mereka berjuang agar diterima di khazanah musik Indonesia.

"Kami tidak habis akal karena ditolak radio-radio anak muda yang ngepop, kami mencoba untuk menawarkan ke radio yang memutar lagu dangdut. Alhamdulillah, usaha ini membuahkan hasil. Di radio yang sangat segmented ini, kami mendapat sambutan meriah. Tak bisa dimungkiri, orang Indonesia itu identitasnya musik melayu, musik yang kami usung," tutur Pepep mewakili teman-temannya yang ditemui sebelum pentas pada malam puncak Festival Film Indonesia (FFI), Jumat (12/12) lalu.

Sukses dengan "Jalan Terbaik", membuat perusahaan rekaman Trinity Optima Production yang menaungi Ungu dan Rossa melirik ST 12 dan menawarkan kerja sama. Dengan bantuan produser Krishna J. Sadrach, ST 12 mulai menyiapkan album kedua mereka. Album yang lebih terkonsep dan memiliki jalur promosi yang jelas.

Rampung mengerjakan album kedua, pada pertengahan 2008 mereka melempar single "P.U.S.P.A". Mereka tak pernah menyangka kalau tembang ini mendapat sambutan meriah. Liriknya yang lugas dan musiknya yang easy listening ternyata mudah dicerna berbagai kalangan masyarakat di Indonesia.

"Aku bukan orang yang puitis, tapi aku jujur menghadapi realitas kehidupan. Kalau bikin lagu betul-betul mengalir dari hati, biasanya memang pengalaman pribadi. Sekarang, aku kalau bikin lagu harus nyambung antara hati dan otak, biar hasilnya enggak maksa," ungkap Charly yang paling banyak mencipta lagu untuk ST 12.

Berada di puncak popularitas, tak membuat Charly, Pepep, dan Pepeng tinggi hati dan berhenti berkarya. Bahkan, ditinggal oleh Iman tak membuat mereka memiliki niat untuk mencari penggantinya. ST 12 akan mempertahankan formasi bertiga.

"Tidak ada yang bisa menggantikan Iman di ST 12, makanya kami bertahan dengan additional gitaris saja. Dengan bertiga kami lebih solid, daripada menambah personel tapi bikin kacau, lebih baik kami bertiga saja. Sudah saling nyambung satu sama lain. Lagi pula kalau menambah personel, pembagian honornya juga lebih kecil," ucap Pepep berkelakar.

Ingin rambah Asia

Menanggapi gosip miring seputar kehidupan pribadi Charly, menurut Pepep, itu adalah konsekuensi di balik kesuksesan mereka. "Menjalani profesi ini, jujur enggak ada enggak enaknya karena kami sangat menikmatinya. Bisa bertemu ST Setia (sebutan bagi fans ST 12 -red.) di seluruh penjuru Indonesia dan mendengar mereka menyanyikan lagu kami menjadi kenikmatan tersendiri," kata Pepep.

Charly menambahkan, mereka selalu bilang kepada para ST Setia, jangan pernah menganggap kalau ST 12 adalah band yang susah digapai dan tidak bisa diajak berteman. "Kami adalah band kecil yang tidak akan bisa begini tanpa dukungan dari semua pihak," ujarnya.

Memasuki 2009, berbagai rencana sudah disiapkan ST 12 untuk terus eksis di belantika musik tanah air, bahkan kalau bisa merambah Asia. Negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Hong Kong sudah menanti kehadiran ST 12. Mereka juga memimpikan bisa bekerja sama dengan banyak musisi dan grup band. Menurut mereka, setiap musisi dan grup band punya corak dan karakter khas masing-masing.

"Kami betul-betul tidak menyangka bisa sampai di posisi ini. Siapa pun tidak ada yang bisa menduga nasib manusia. Kami hanya berharap bisa mempertahankan eksistensi ini. Salah satu usahanya adalah merilis album ketiga tahun depan, tapi judulnya masih rahasia. Tunggu saja, karena akan berbeda namun tetap berciri khas ST 12," ucap Pepep setengah berpromosi. (Windy Eka Pramudya/"PR") ***

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Follow Us on Facebook



JOIN WITH US

Popular Posts