Menu makanan yang disiapkan itu haruslah mempunyai kemampuan menjaga kesehatan para astronot yang akan berada di luar angkasa selama dua tahun. Seperti diketahui, para astronot itu nanti akan menempuh perjalanan selama enam bulan dan berada di Mars selama 18 bulan.
“Mars sangat berbeda karena tempat itu sangatlah jauh. Kami tidak bisa mengirimkan sebuah kendaraan tiap enam bulan dan mengirim makanan seperti halnya yang kami lakukan untuk stasiun luar angkasa internasional,” ujar Maya Cooper, seorang ilmuwan yang bertugas untuk menyiapkan menu para astronot, seperti yang dikutip oleh JournalReview.
Astronot yang berangkat ke Mars akan memiliki variasi menu yang beragam, bahkan mencapai 100 opsi makanan. Namun, semua bahan makanan tersebut harus dipersiapkan dan dibekukan dengan daya tahan paling tidak selama dua tahun.
Perbedaan tingkat gravitasi juga bakal mempengaruhi daya tahan, aroma dan rasa dari makanan yang disiapkan.
Saat ini, NASA sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah 'greenhouse' yang berisi berbagai macam sayuran dan buah yang ditempatkan di pesawat luar angkasa.
Opsi menu makanan berupa daging kurang disukai oleh para peneliti. Mereka mengatakan, mengawetkan daging untuk waktu yang lama tentu cukup sulit. Selain itu, menu sayuran dan buah justru jauh lebih baik, karena akan memberikan nutrisi yang penting bagi tubuh para astronot.
Sementara itu, seorang mantan astronot bernama Jerry Linenger mengakui bahwa peran makanan bagi astronot merupakan sesuatu yang sangat penting. Pria yang pernah berada selama 132 hari di stasiun luar angkasa MIR milik Rusia ini, mengatakan bahwa makanan juga bisa mengubah mood seorang astronot.
“Anda hanya akan menginginkan sesuatu yang berbeda. Saya tidak peduli jika itu adalah sesuatu yang tidak akan saya makan dalam jutaan tahun di Bumi. Jika itu adalah sesuatu yang berbeda, saya akan memakannya,” ujar Linenger. sumber
0 komentar:
Posting Komentar