Sabtu, 19 Januari 2013

Satu setengah pasangan capres dan cawapres meledek pemerintahan sekarang yang tidak tegas dalam hal sengketa wilayah dengan Malaysia. Mereka bilang pemerintah tidak tegas dan terlalu lunak terhadap Malaysia. Sepasang capres dan cawapres mengatakan mereka akan bertindak tegas terhadap pelanggaran tapal batas yang sering dilakukan oleh tentara Malaysia. Lucunya, tidak seorangpun mengatakan dengan tegas tentang tindakan tegas yang akan dilakukan. Kalau Indonesia mau berperang dengan Malaysia, kita harus memenuhi persyaratan di bawah ini.



Pertama, peluru pertama harus keluar dari laras senjata Malaysia. Dengan demikian, Indonesia memiliki alasan kuat untuk menyerang Malaysia. Kalau tentara Indonesia menembak lebih dahulu hanya karena intimidasi yang dilakukan Malaysia, ini berarti kita telah terjebak dalam pancingan tentara Malaysia.




Kedua, Indonesia harus punya sekutu yang kuat dan sebanding dengan sekutu yang dimiliki Malaysia. Ingat, Malaysia ini adalah anggota negara-negara persemakmuran, Commonwealth Countries. Negara persemakmuran ini didirikan oleh Inggris dan memiliki anggota berupa negara-negara bekas kolonialisasi Inggris seperti India, Malaysia, Brunei, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu yang kuat diperlukan agar ada jaminan apabila Indonesia berperang dengan Malaysia, negara-negara persemakmuran di sekitar Indonesia tidak akan ikut campur.


 Ketiga, Indonesia musti memiliki kecukupan logistik untuk berperang. Logistik bukan cuma peluru, roket, granat dan senjata. Di dalam logistik juga harus ada obat-obatan, bahan bakar dan suku cadang peralatan militer. Mustahil dalam perang tidak ada prajurit yang tidak terluka. Jadi, kita harus memiliki persediaan obat-obatan yang memadai guna menangani prajurit yang terluka. Seperti halnya tentara, peralatan militer pun tidak luput dari kerusakan, misalnya kapal laut tertembak oleh senjata lawan. Agar kapal dapat kembali berperang, kapal tersebut harus diperbaiki. Jangan seperti Jepang pada perang dunia ke 2 dimana kapal perangnya banyak tidak bertempur lantaran kekurangan suku cadang untuk perbaikan. Lebih lanjut lagi, meski prajurit dapat berperang dengan perut kosong tetapi pesawat tempur butuh kerosin, kapal perang butuh solar, truk dan tank butuh bensin. Tanpa bahan bakar, Indonesia terpaksa berperang dengan kekuatan infanteri saja.



Keempat, Indonesia harus memiliki kekuatan militer yang besar untuk meladeni perang di empat front sekaligus. Seharusnya, kekuatan militer Indonesia sedari awal dibagi dalam empat wilayah--utara, selatan, barat dan timur. Oleh karena itu, pemerintah membagi skuadron pesawat tempur dan armada kapal perang ke dalam empat wilayah itu, seperti armada lau utara, barat, timur dan selatan.



Kelima, TNI wajib memiliki data intelejen yang akurat mengenai kekuatan militer yang dimiliki Malaysia beserta sekutunya. Data intelejen yang diperlukan adalah peralatan militer yang mereka miliki, jumlah peralatan militer, kecakapan yang dimiliki oleh personil tentara mereka dalam mengoperasikan peralatan tempur, pasokan logistik yang dimiliki, sistem pertahanan--udara, laut, darat--yang mereka miliki, kondisi psikologis dari para tentara mereka, sistem komunikasi yang dipakai, kesiapan tempur mereka, pendapat rakyat mereka terhadap kemungkinan perang, strategi perang yang akan dipakai, data kegiatan operasional para pasukan, dan lain-lainnya.



Keenam, TNI perlu memiliki strategi perang yang jelas dan terarah dalam menghadapi Malaysia, dan sekutuanya bila mereka campur tangan. Sasaran yang akan diserang harus jelas, mana yang militer dan mana yang non militer. Selain itu, harus ada perhitungan tentang berapa lama perang akan berlangsung dan seberapa jauh kemampuan negara dalam melakukan perang. Strategi ini juga harus dibagi dalam dua bagian, menyerang dan bertahan. Apa yang harus diserang TNI dan bagaimana Indonesia harus bertahan apabila arah peperangan berbalik arah. Ini berarti, strategi harus menjabarkan sasaran yang harus dihancurkan serta perkiraan akan berapa banyak korban perang yang akan jatuh serta kerugian yang akan diderita TNI. Yang lainnya, strategi bukan hanya untuk perang militer tapi juga perang intelejen. Operasi penyusupan dan sabotase perlu disiapkan untuk menunjang opersi militer terhadap Malaysia dan sekutunya nanti.



Namun sialnya, posisi Indonesia secara geomiliter sedari awal sudah dikelilingi sekutu Malaysia. Ingat ASEAN, ada Singapura dan Malaysia Barat di semenajung Malaka. Pulau Kalimantan dibagi antara Malaysia Timur dan Indonesia. Di selatan ada Australia dan Selandia Baru. Oh ya, Australia juga punya pasukan di Timor Leste. Lantas bagian barat pulau Sumatra diancam oleh kehadiran tentara India. Jika masih kurang, Inggris sendiri akan mengirim armada kapal perangnya ke bagian barat Indonesia untuk menopang armada laut India. Apakah mereka menyerang secara simultan atau bersamaan, Indonesia akan menghadapi kesulitan besar. Karena itu, pemerintah Indonesia dan TNI haruslah melakukan pengkajian menyeluruh terhadap segala kemungkinan akan perang terhadap Malaysia.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Follow Us on Facebook



JOIN WITH US

Popular Posts