Browning M2HB adalah Senapan kaliber 12,7 mm yang mampu menghancurkan
sasaran dengan akurat dalam jarak 2500 meter, di lingkungan TNI Senapan
ini disebut juga dengan Senapan Mesin Berat (SMB), karena,
Selain unggul dalam hal akurasi, senapan ini juga mampu menembus rompi
anti peluru. Bahkan lapisan kaca anti peluru plexiglass pun dapat
ditembus oleh proyektil SMB.
Dengan berbagai macam keunggulannya, wajar bila senapan yang aktif
digunakan sejak Perang Dunia II ini terus digunakan hingga saat ini,
hampir tiap operasi militer besar di dunia selalu menghadirkan jenis
senjata pemukul ini. Mulai dari perang Korea, perang Vietnam, perang
Teluk, dan perang Afganistan melibatkan kiprah M2HB secara masif.
Beberapa negara pun terus mengembangkan varian-varian M2HB untuk
diadopsi dalam berbagai tipe ranpur.
Bila sobat2 pernah melihat film Black Hawk Down (yang oleh amerika di klaim sebagai kisah nyata peperangan di somalia) sobat dapat melihat performa daya gempur Browning M2HB yang menjadi senjata standar pada ranpur Humvee milik tentara amerika, dan tidak hanya disitu penggunaan Senapan Browning M2HB dapat dilihat ketika terjadinya perang saudara di libya yang mengakibatkan tumbangnya pemerintahan khadafi.
Bila sobat2 pernah melihat film Black Hawk Down (yang oleh amerika di klaim sebagai kisah nyata peperangan di somalia) sobat dapat melihat performa daya gempur Browning M2HB yang menjadi senjata standar pada ranpur Humvee milik tentara amerika, dan tidak hanya disitu penggunaan Senapan Browning M2HB dapat dilihat ketika terjadinya perang saudara di libya yang mengakibatkan tumbangnya pemerintahan khadafi.
Di indonesia Browning M2HB sejak awal telah menjadi senjata
pamungkas bagi panser TNI-AD, yakni VAB buatan Prancis dan V-150 versi
intai buatan Cadilage Cage,AS.
Di jajaran TNI AL terutama lingkungan Korps Marinir, kiprah browning M2HB terbilang baru lewat penempatannya sebagai senjata utama bagi tank pendarat LVTP-7 buatan Korea Selatan, sedangkan pada armada Kapal perang seperti KRI fregat kelas ahmad yani, senapan ini sudah lama menjadi bagian dari persenjataan utama.
Untuk di jajaran TNI AU, browning M2HB ditempatkan sebagai senapan mesin di pesawat tubro propeler OV-10 Bronco (sekarang sudah dipensiunkan), menggantikan senapan mesin M-60 yang hanya berkaliber 7,62 mm. Selain itu, browning M2HB juga dirancang dalam model twin gun pada helikopter Puma SA-330 Skadron 8 Lanud Atang Sanjaya. Twin gun ini ditempatkan pada sisi pintu, sehingga penampakanya akan lebih garang.
Di jajaran TNI AL terutama lingkungan Korps Marinir, kiprah browning M2HB terbilang baru lewat penempatannya sebagai senjata utama bagi tank pendarat LVTP-7 buatan Korea Selatan, sedangkan pada armada Kapal perang seperti KRI fregat kelas ahmad yani, senapan ini sudah lama menjadi bagian dari persenjataan utama.
Untuk di jajaran TNI AU, browning M2HB ditempatkan sebagai senapan mesin di pesawat tubro propeler OV-10 Bronco (sekarang sudah dipensiunkan), menggantikan senapan mesin M-60 yang hanya berkaliber 7,62 mm. Selain itu, browning M2HB juga dirancang dalam model twin gun pada helikopter Puma SA-330 Skadron 8 Lanud Atang Sanjaya. Twin gun ini ditempatkan pada sisi pintu, sehingga penampakanya akan lebih garang.
Di dalam cara penembakan Browning M2HB terbagi dalam tiga cara diantaranya :
- Rentetan pendek :
2 sampai 3 peluru yang keluardalam sekali tembak - Rentetan sedang :
5 peluru yang keluar dalam sekali tembak - Rentetan panjang/penuh :
Tembakan ini disebut jg full otomatis sangat cocok untuk menyerang markas musuh
- Kaliber : 12,7 mm (0.50 inchi)
- Rata-Rata Tembakan : 550 butir/menit
- Kecepatan Peluru : 930 meter/detik
- Jarak Tembak Efektif : 2000 – 2500 meter
- Berat : 38 Kg (58 Kg dengan Tripod)
- Panjang : 1,65 meter
- Panjang Laras : 1,140 meter
- Amunisi : Sabuk
- Mekanisme : Recoil, short recoil
0 komentar:
Posting Komentar