Pesawat bomber TU-16 Badger sedang meluncurkan AS-1 Kennel
Jauh sebelum era kehadiran Rudal Exocet dan Yakhont, Sejarah TNI AU
di era tahun 60-an yang saat itu masih AURI (Angkatan Udara Republik
Indonesia) sudah mempunyai rudal lintas cakrawala, alias over the
horizon. Rudal yang dimaksud adalah AS-1 Kennel.
Rudal ini terbilang fenomenal saat itu dan kenangannya masih cukup
menarik untuk disimak hingga saat ini, pasalnya ukuran rudal jelajah ini
super bongsor dan sampai kini cuma Indonesia, sebagai satu-satunya
negara di kawasan Asia Tenggara yang punya riwayat mengoperasikan rudal
yang masuk kategori heavy missile tersebut. Walau teknologi dan
platformnya ketinggalan jauh dengan rudal Tomahawk milik AS, tapi ketika
operasi Trikora dikobarkan Ir. Soekarno, daya deteren AS-1 Kennel nyatanya mampu membuat pusing pihak Belanda, Amerika Serikat dan NATO.
AS-1 Kennel (dalam kode aslinya dari Uni Soviet disebut KS-1 Komet)
merupakan rudal antikapal permukaan yang diproduksi Uni Soviet pada
tahun 1953 dengan basis konstruksi pesawat MIG-15 dan MIG-17. Rudal yang
disiapkan untuk dibopong pesawat bomber strategis Tupolev Tu-16 Badger B
ini dibuat setelah desakan AL Uni Soviet kala itu untuk memiliki rudal
jelajah antikapal. Tu-16 mampu membawa sekaligus dua rudal seberat lebih
dari 3 ton ini di kedua sayapnya. AS-1 Kennel yang berkecepatan sub
sonic ditenagai mesin turbojet yang mampu membuatnya mampu menjangkau
sasaran sejauh 100km. Dengan bobot sekitar 3 ton, AS-1 dibekali hulu
ledak seberat 600 Kg High Explosive. Tak ayal dengan daya hantam yang
menakutkan membuat pihak belanda ketar ketir saat konflik irian barat
berlangsung, rudal ini menjadi salah satu alutsista AURI yang sangat
diperhitungkan oleh militer Belanda. Bahkan beberapa analis menyatakan,
kapal induk HNLMS Karel Doorman kebanggaan Belanda yang kala itu ikut mangkal diperairan Irian dapat dihancurkan dengan dua hantaman rudal AS-1 Kennel.
AS-1 dirancang oleh A. Y Bereznyak dari Mikoyan’s di kota Dhubna, Uni
Soviet. Cara kerja rudal ini adalah setelah operator memprogram
autopilotnya untuk diluncurkan dan menanjak dan menggunakan radar
semi-aktif untuk sistem terminal flight.
Rudal ini diperkirakan mulai operasional pada sekitar tahun 1961. Sayang tidak ada informasi yang pasti tentang jumlah Kennel yang dibeli oleh Indonesia. Tapi bila sekedar ingin melihat sosok rudal ber- air intake ini bisa dijumpai di Museum Dirgantara Yogyakarta.
Rudal ini diperkirakan mulai operasional pada sekitar tahun 1961. Sayang tidak ada informasi yang pasti tentang jumlah Kennel yang dibeli oleh Indonesia. Tapi bila sekedar ingin melihat sosok rudal ber- air intake ini bisa dijumpai di Museum Dirgantara Yogyakarta.
AS-1 Kennel sendiri umurnya tak terlalu panjang, Uni Soviet hanya
mengoperasikan rudal ini dalam rentang tahun 1955 sampai 1961. Secara
umum AS-1 memiliki ukuran nyaris sebesar pesawat tempur MIG-15 memiliki
panjang 8,2 meter (MIG : 10,11 m), rentang sayap 4,9 meter dan kecepatan
0,9 mach.
Sejauh ini yang diketahui mengoperasikan selain Uni Soviet (Rusia) adalah Indonesia dan Mesir.
Sejauh ini yang diketahui mengoperasikan selain Uni Soviet (Rusia) adalah Indonesia dan Mesir.
sosok AS-1 Kennel yang terpasang pada sayap TU-16 Badger
Ukuran AS-1 Kennel hampir sebesar pesawat MIG-15
- Kode soviet : KS-1 Komet
- Kode NATO : AS-1 Kennel
- Propulsi : turbojet
- Pemandu : terminal active radar terminal homing
- Hulu ledak : 600 kg HE
- Penggerak : RD-500K turbojet
- Jangkauan : 140 km
- Berat lontar : 3000 kg
- Panjang : 8,29 meter
- Diameter : 1,20 meter
- Pabrik : Mikoyan
- Platform : Tu-16 Badger
0 komentar:
Posting Komentar