Sabtu, 19 Januari 2013

Untuk melengkapi artikel Daftar Presiden RI saya mau menambahkan dua orang tokoh presiden RI yang selama ini tidak diketahui banyak orang, langsung aj sob smoga bermamfaat.
Sjafrudin Prawiranegara
sjafrudin-prawiranegara.jpg
  • Lahir 28 Februa 1911 Serang, Banten
  • Meninggal 15 Februa 1989 di jakara
  • Agama Islam
Pada tanggal 19 Desember 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota Republik Indonesia yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran yang sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat. Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya Pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, saat itu Soekarno-Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak dapat mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”. Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu "demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara".
Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)“diproklamasikan” . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.
Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Mr. Assaat
mr-assaat.jpg
  • Lahir 18 September 1904 Banuhampu Agam, Sumatera Barat
  • Meninggal 16 Juni 197 (umur 71) Jakarta, Indonesia
  • Kebangsaan Indonesia
  • Agama Islam
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan menetapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Perdana Menteri yang saat itu msh menjabat sebagai Presiden dan wakil Republik Indonesia (RI).
RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia, Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain. Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, berarti terjadi kekosongan pimpinan pada pemerintahan Republik Indonesia. Lalu Mr Assaat diangkat menjadi Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI.
Peran Assaat sangat penting dalam perjalanan pembentukan negara indonesia. Sebab jika saat itu tidak ada yang menjadi pejabat presiden RI, Maka akan terjadi kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Follow Us on Facebook



JOIN WITH US

Popular Posts